HeadlinePemerintahanPeristiwa

Bimtek Mini Kompetisi Katalog Elektronik V6 Sektor Konstruksi Digelar di Surabaya

55
×

Bimtek Mini Kompetisi Katalog Elektronik V6 Sektor Konstruksi Digelar di Surabaya

Sebarkan artikel ini

abahtindik.com – Suasana Hotel Ibis Surabaya Center, Jalan Basuki Rahmat, pada Senin, 29 September 2025, tampak berbeda. Sejak pagi, puluhan peserta berseragam rapi memenuhi ruang pertemuan di lantai dua. Mereka bukan sekadar hadir untuk mendengarkan materi, tetapi juga mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Mini Kompetisi Katalog Elektronik versi 6 sektor konstruksi.

Acara ini diprakarsai oleh Forum Lintas Rekanan Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi Indonesia yang dipimpin R. Mohammad Ali Zaini. Sebanyak 30 peserta hadir, mulai dari rekanan penyedia jasa konstruksi hingga perwakilan pengguna jasa. Bahkan, hadir pula instansi kesehatan besar seperti RS Menur Surabaya, RS Syaiful Anwar Malang, dan RSUD Daha Husada Kediri.

Dalam sambutannya, R. Mohammad Ali Zaini menegaskan pentingnya katalog elektronik bagi keberlangsungan proyek konstruksi di Indonesia.
“Katalog elektronik V6 ini bukan sekadar sistem belanja. Ia adalah instrumen transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi. Lewat bimtek ini, kami ingin semua pihak benar-benar paham cara menggunakannya,” tegasnya.

Menurutnya, dengan katalog elektronik, mekanisme pengadaan bisa lebih singkat. Jika sebelumnya proses administrasi sering memakan waktu panjang, kini penyedia jasa dan pengguna jasa dapat langsung melakukan transaksi melalui sistem terintegrasi.

Kegiatan semakin berbobot dengan hadirnya narasumber dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yakni Dr. Ardi Kasmono, S.STP, M.KP. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa Katalog Elektronik versi 6 merupakan pembaruan sistem yang mampu menjawab tantangan kebutuhan pengadaan modern, khususnya di sektor konstruksi.

“Digitalisasi pengadaan bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan dan sebuah kewajiban. Dengan sistem ini, kita bisa menekan potensi penyimpangan, mempercepat pelaksanaan proyek, sekaligus menjaga kualitas. Semua demi layanan publik yang lebih baik,” ungkapnya di hadapan peserta.

Tak hanya teori, acara ini langsung menyampaikan tata cara praktek dengan metode mini kompetisi. Peserta diminta melakukan simulasi, mulai dari menginput data, memilih produk, hingga menyelesaikan transaksi pengadaan. Beberapa peserta tampak antusias, sementara yang lain harus berkali-kali bertanya karena belum terbiasa dengan sistem digital.

Salah seorang peserta dari RSUD Daha Husada Kediri menyampaikan, meski awalnya kesulitan, pelatihan ini sangat membantu.
“Awalnya ribet, tapi ternyata setelah dicoba langsung lebih mudah dipahami. Sistem ini bisa memangkas banyak tahapan pengadaan yang dulu memakan waktu lama,” ujarnya.

Dari hasil diskusi, terungkap bahwa literasi digital masih menjadi kendala utama. Tidak semua rekanan familiar dengan sistem elektronik, sehingga dibutuhkan pelatihan lanjutan secara berkesinambungan.

Lebih dari sekadar pelatihan teknis, bimtek ini diharapkan menjadi motor penggerak perubahan budaya pengadaan di sektor konstruksi. Dengan katalog elektronik, pengadaan barang dan jasa bisa dilakukan lebih terbuka, sehat, dan kompetitif.

R. Mohammad Ali Zaini menutup kegiatan dengan optimisme.
“Kami ingin forum ini menjadi jembatan antara penyedia jasa dan pengguna jasa. Jika semua pihak bisa menguasai sistem ini, maka pembangunan di Jawa Timur dan daerah lain akan lebih cepat, efisien, dan yang terpenting sesuai aturan,” pungkasnya.

Bimtek berakhir menjelang sore dengan penyerahan sertifikat kepada peserta. Senyum puas terlihat di wajah mereka, menandakan bahwa satu langkah kecil menuju pengadaan yang lebih transparan dan modern baru saja dimulai. (wah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *