Sidoarjo, abahtindik.com– Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Nanang Avianto, menyatakan bahwa polisi hingga saat ini masih menyelidiki secara mendalam penyebab ambruknya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, pada Senin (29/9).
“Ini kan harus dilihat dari awal semuanya. Dari proses saat runtuhnya ini sudah kita dokumenkan, kita ambil dokumentasinya. Dan ini harus sampai menyeluruh penyelidikannya dan kita juga harus ada panduan dari tim ahli konstruksi,” kata Kapolda usai meninjau langsung lokasi bangunan yang runtuh di Ponpes Al Khoziny, Jumat.
Menurut Kapolda, penyelidikan tidak akan maksimal jika tidak melihat proses pembangunan dari awal. Oleh karena itu, polisi memerlukan bantuan dari tim ahli, terutama yang memahami betul konstruksi pembangunan.
“Nah inilah yang harus kami lihat nanti, tapi yang jelas utamanya saat ini adalah masalah kemanusiaan,” tegasnya.
Fokus pada Pendataan Korban dan Pencarian
Saat ini, pihaknya fokus pada pendataan korban ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny, yang dibagi dalam tiga klaster: santri, pengurus pesantren, dan pekerja pembangunan. “Sementara pendataan dulu dan kita juga sudah pendataan, fokus pada kemanusiaan,” tuturnya.
Berdasarkan data yang terkumpul, tercatat sebanyak 53 orang korban yang masih belum ditemukan.
Oleh karena itu, proses pencarian akan terus dilakukan dengan mengedepankan kehati-hatian. Polisi melibatkan tenaga ahli dari ITS dan PUPR dalam proses pencarian dan pengangkatan material.
“Tentunya tidak sembarangan (dalam mencari) sehingga kami libatkan tenaga ahli mengenai konstruksi dan bangunan, dari ITS, PUPR, sehingga pada saat melakukan pemindahan ini, kami harus hati-hati juga karena di situ masih ada beberapa jenazah,” jelasnya. ( wa/ar)



