EkbisGaya HidupHeadlinePemerintahan

Menkop: Kopdes Merah Putih Instrumen Perjuangan Kembali ke Ekonomi Pancasila

5
×

Menkop: Kopdes Merah Putih Instrumen Perjuangan Kembali ke Ekonomi Pancasila

Sebarkan artikel ini

Malang, analisapuik.id- Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menegaskan keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/kel) Merah Putih merupakan instrumen perjuangan untuk menggerakkan sistem dan praktik perekonomian Indonesia agar kembali sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

“Koperasi ini adalah cara kami tentang bagaimana kembali ke sistem dan praktik perekonomian sesuai mahzab ekonomi Pancasila,” kata Menkop Ferry seusai menghadiri Dies Natalis ke-64 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (29/10/2025).

Ferry menyadari konsep besar ini tidak bisa dijalankan sendiri oleh kementerian terkait, tetapi membutuhkan peran dari banyak pihak, termasuk perguruan tinggi di Indonesia. Universitas Brawijaya menjadi salah satu universitas yang akan digandeng.

Ia menyampaikan, pihaknya sudah membicarakan mekanisme kerja sama yang akan dikolaborasikan bersama UB, termasuk penguatan skema bisnis Kopdes/kel Merah Putih.

“Kami akan bersama-sama turun untuk membangun desa melalui koperasi dan menciptakan desa mandiri, di mana uang yang ada di desa bisa berputar kembali,” ujarnya.

Data dan Proyeksi Pertumbuhan Koperasi

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Menkop, rasio volume usaha koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2021 adalah sebesar 1,07 persen. Angka ini diproyeksikan meningkat menjadi 1,20 persen pada tahun 2029, dan mencapai 5 persen pada tahun 2045.

Secara nasional, hingga 27 Oktober 2025, jumlah Kopdes/kel Merah Putih yang telah berbadan hukum mencapai 82.231 unit, atau 98 persen dari total 84.762 desa dan kelurahan.

Dukungan Penuh Universitas Brawijaya

Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, menyebut program Kopdes/kel Merah Putih memiliki potensi besar dalam membangun desa secara merata dengan memaksimalkan berbagai sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia maupun alam.

Menurutnya, jika ekonomi desa bisa tumbuh, masyarakat, khususnya yang berusia muda tidak perlu lagi mengejar sumber penghidupan layak di kota.

“Kopdes/kel Merah Putih bukan sekadar program menggaungkan kembali soko guru ekonomi bangsa, tapi merupakan langkah strategis dalam memajukan Indonesia melalui desa,” tegas Prof. Widodo.

Ia pun menegaskan bahwa UB siap untuk membantu pelaksanaan program tersebut melalui penyelarasan program yang selama ini sudah terbentuk di lingkungan kampus, seperti Dokter Mengabdi dan Mahasiswa Membangun Desa.

“Universitas Brawijaya yang selama ini memiliki konsentrasi, salah satunya pemberdayaan masyarakat desa. Ini menjadi pengejawantahan perguruan tinggi yang harus hadir di masyarakat,” tutup Prof. Widodo. (Wa/ar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *